Beberpa ciri seorang guru yang berkualitas :
1. Memperhatikan Pribadi Murid
Guru yang efektif dan profesional amat care (perhatian) pada pribadi
para peserta didiknya dan menampakkan hal itu sehingga para peserta
didik merasakannya. Perhatian personal seperti ini paling dapat
dirasakan dari tatapan mata di antara guru dengan para pserta didiknya:
tatapan mata perhatian dan suportif. Guru yang sungguh memerankan
“caring” akan lebih sering memberikan peneguhan dan dorongan semangat.
Karakteristik dari “caring” ini banyak bentuknya, seperti: kesabaran,
kepercayaan, kejujuran dan keberanian; juga mendengarkan dengan empatik,
memahami, mengenal masing-masing peserta didik secara individu, hangat
dan penyemangat; dan di atas semuanya itu, cinta pada pribadi peserta
didik.
a. Mendengarkan (Listening)
Guru yang efektif mampu mendengarkan penuh empatik, tidak hanya
mendengarkan apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi terlebih tentang
kehidupan peserta didiknya secara umum. Sikap dan tindakan berarti
menghargai tiap hal yang diungkapkan oleh sang peserta didik. Para
pserta didik butuh perhatian dan pendampingan, dan mereka amat
menghargai guru yang baik dan suka menyemangati. Dalam tindakan seperti
itulah tampak bahwa guru itu sungguh care atau tidak terhadap peserta
didiknya.
b. Memahami (Understanding)
Peserta didik sangat menghormati guru yang memahami apa yang menjadi
masalah dan pertanyaan mereka. Hasil wawancara dengan pserta didik
secara konsisten menampakkan bahwa para siswa ini menginginkan guru yang
dapat mendengarkan keluh kesah, pemikiran, dan masalah mereka serta
dapat membantu mereka mencari jalan keluar darinya. Para siswa
merindukan sosok guru yang mengembangkan sikap saling menghargai antar
guru-siswa, merindukan sosok yang berbagi tentang hidup pribadi dan
pengalamannya. Guru yang siap sedia untuk siswa juga mendapatkan nilai
penghargaan yang tinggi. Peserta didik ingin melihat guru sebagai
pribadi yang autentik dengan perhatian dan empati yang tulus terhadap
anak didiknya.
c. Mengenal Murid (Knowing Students)
Guru yang efektif dan care mengenal sungguh muridnya secara formal
maupun informal. Dia menggunakan kesempatan untuk terus menjaga
komunikasi yang terbuka dengan anak didik. Dia tahu siswanya secara
individual, tidak hanya mengerti masing-masing gaya belajar dan
kebutuhan akademiknya, tetapi juga mengenal mereka secara personal, apa
yang mereka suka atau tidak suka, situasi dirinya yang bisa jadi
mempengaruhi perilaku dan penampilannya di sekolah. Guru yang efektif
mengenal mereka pertama-tama sebagai person, baru kemudian sebagai
siswa.
2.Menghargai dan Memperlakukan Secara Sama Masing-Masing Pribadi
Guru yang efektif mengerti sungguh bagaimana menjaga kredibilitas
dirinya. la akan berusaha untuk menekankan nilai-nilai penghargaan dan
perlakuan yang sama kepada tiap-tiap pribadi muridnya. Selain itu, la
pun menjadi model dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut. Murid sangat
menghormati guru yang memperlakukan mereka secara adil, tidak pilih
kasih. Dan kalaupun ada anak yang bertindak keliru, akan lebih dihargai
oleh siswa jika guru tidak menasihatinya di depan seluruh kelas atau di
depan teman-temannya, melainkan ia berbicara berdua dari hati ke hati,
lalu mengatakan apa yang keliru serta memberikan masukan untuk tindakan
yang benar dan baik. Siswa sangat menghargai guru yang tidak
membeda-bedakan mereka berdasarkan ras, latar belakang budaya, dan
gender.
3. Interaksi Sosial dengan Murid
Interaksi sosial dengan siswa adalah kesempatan baik bagi guru untuk
mengembangkan perhatian, perlakuan yang adil, dan rasa hormat pada anak
didiknya. Kemampuan seorang guru untuk melakukan interaksi positif dan
hubungan yang saling menghargai, sungguh memainkan peranan yang kuat
dalam menumbuhkan suasana pembelajaran yang positif dan meningkatkan
keberhasilan siswa. Kehadiran guru dalam kegiatan olah-raga, konser
musik, atau acara-acara yang melibatkan partisipasi siswa, amatlah
berharga bagi anak didik. Interaksi sosial yang konstruktif antara guru
dan siswa tidak hanya memberi sumbangan positif terhadap proses
pembelajaran dan pencapaian belajar murid, tetapi juga meningkatkan rasa
percaya diri dan harga diri siswa dengan cara menumbuhkan dalam diri
mereka rasa memilki kelas dan sekolah (sense of belonging). Dan melalui
interaksi sosial seperti ini, guru dengan lebih mudah memberikan
tantangan yang realistis kepada masing-masing siswa untuk meraih sukses.
4. Mendorong Antusiasme dan Motivasi untuk Belajar
Guru dapat dengan lebih efektif memotivasi murid dengan cara mendorong
mereka untuk secara pribadi bertanggung jawab atas cara belajar, cara
mengatur suasana kelas, menetapkan standar yang cukup tinggi,
melontarkan tantangan-tantangan, serta memberikan penguatan dan
semangat dalam mengerjakan tugas-tugas. Siswa akan melihat sosok guru
yang efektif seperti ini sebagai sosok pemimpin yang memotivasi.
Meskipun sadar bahwa ada beberapa murid mungkin lebih suka duduk tenang,
guru yang efektif tidak berhenti untuk terus memberikan motivasi dan
melibatkan anak itu.
juga karena sadar bahwa tiap-tiap siswa punya level motivasi yang
berbeda-beda, sang guru dapat secara kreatif menemukan strategi yang
cocok untuk masing-masing. Ia tahu bagaimana memberikan dukungan kepada
siswa yang sudah memiliki motivasi intrinsik; sekaligus ia terus mencari
jalan bagaimana memberikan motivasi ekstrinsik bagi siswa yang
membutuhkannya.
Guru yang efektif mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
membekali para siswa dengan keahlian strategi belajar sesuai kapasitas
dan interes masing-masing individu. Sejalan dengan tindakan menyediakan
keahlian strategi belajar, tindakan melatihkan proses berpikir yang
lebih tinggi akan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
selalu baru, dan tidak membosankan. Guru yang memiliki dan menampakkan
api semangat hidup dan antusiasme merupakan faktor yang amat penting
dalam memperkuat motivasi anak didik,
5. Sikap terhadap Profesi Mengajar
Guru yang efektif memiliki dedikasi tinggi kepada pribadi siswa dan
terhadap tugas mengajarnya. Dalam dirinya tertanam sikap bahwa ia
bertanggung jawab atas keberhasilan anak-anak didiknya. Ia mengusahakan
berbagai strategi pembelajaran untuk melayani kebutuhan cara belajar
muridnya yang bervariasi, dengan satu tujuan: anak didiknya sukses.
Guru yang efektif suka bekerja secara kolaboratif dengan kolega staf
pendidik, suka berbagi ide, mau membantu teman yang kesulitan, dan
terlebih membantu guru yang masih baru. la selalu terbuka dan ingin
terns mengembangkan dirinya sebagai guru yang profesional, misalnya:
mengikuti seminar, workshop, training, pengembangan profesionalitas
guru, dan sebagainya. Ia menuntut dirinya sendiri untuk tiada henti
belajar dan mengembangkan diri sebagaimana ia menuntut murid-muridnya
untuk belajar dan berkembang.
6. Sikap Reflektif
Guru yang efektif juga memperlihatkan sikap dan tindakan hidup
reflektif. Ia selalu mengevaluasi kinerjanya dan proses mengajarnya di
kelas. Ia juga melakukan evaluasi diri dan kritik diri sebagai alat
bantu untuk mengupayakan yang lebih baik di hari esok. Guru yang
reflektif akan memotret dirinya sebagai murid yang belajar. Ia selalu
ingin tahu hal-hal baru tentang seni dan teori mengajar, juga tentang
dirinya sendiri sebagai guru yang efektif. Secara berkesinambungan ia
mengembangkan pembelajaran dan mencoba pendekatan-pendekatan baru agar
semakin dapat melayani kebutuhan masing-masing siswanya dengan lebih
baik.
Riset mendefinisikan guru reflektif sebagai pribadi yang introspektif,
artinya : mereka selalu mencari pemahaman yang lebih mendalam akan
pengajaran melalui studi lanjut atau membaca buku-buku profesionalitas.
Dengan cara melakukan refleksi setiap waktu, guru berkehendak untuk
menjadi pendidik yang lebih baik dan menanamkan sesuatu yang berbeda
(sesuatu yang positif) dalam hidup para muridnya. Guru yang efektif
membuka hati terhadap masukan dan kritik konstruktif demi perkembangan
pribadi dan keterampilannya; lalu mereka akan merefleksikannya dan
belajar untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Untuk sampai ke tujuan seperti itu, dibutuhkan pikiran yang terbuka,
kejujuran, dan waktu yang cukup agar terjadi perubahan dalam perilaku
mengajar. Praktik refleksi juga meningkatkan self-efficacy dan rasa
percaya diri dalam diri guru. Kedua hal ini pada gilirannya akan juga
meningkatkan kemampuannya memfasilitasi siswa dalam pengajaran dan
menjadikan mereka semakin berani mengkomunikasikan kepercayaan hidupnya
untuk dibagikan kepada para siswa.